Minggu, 12 Oktober 2014

Mendefinisikan Kembali Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi atau kampus dan mahasiswa selalu menjadi diskursus yang tidak ada habisnya. Bukan saja perguruan tinggi sebagai wahana ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu, perguruan tinggi merupakan basis budaya intelektual kritis progresif dengan kehidupan yang demokratis. Tidak salah kalau dari civitas akademika yang ada di kampus inilah, masyarakat menaruh harapan besar akan keberlangsungan masa depan bangsa. Sejarahpun mencatat tinta emasnya bahwa dari kampuslah pembawa heroisme perubahan itu lahir.
Mendefinisikan Kembali Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi sebagai kawah candradimuka mahasiswa merupakan wahana mencetak generasi-generasi yang menjadi the next leader tomorrow. Dari institusi inilah, sebuah cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara akan terwujud sebagaimana bangsa itu berdiri. Meminjam bahasa Jhon F. Keneddy “Ketika ada sebuah sistem ada yang salah dalam ketatanegaraan, maka lihatlah sistem pendidikanya”. Dari kalimat ini, secara simplisit, menyatakan bahwa kemajuan sebuah bangsa tidak bisa dilepaskan dari aspek pendidikanya. Mengingat perguruan tinggi, seperti yang disebutkan di atas yaitu sebagai kawah candradimukanya mahasiswa atau yang dikenal sebagai man of progress idea, ini artinya kampus memainkan peranan penting dalam membangun arah kemajuan kehidupan berbangsa.
Ada beberapa alasan, kenapa Perguruan tinggi atau kampus menjadi pilar atau penentu arah kemajuan bangsa. Pertama, Perguruan tinggi adalah institusi tertinggi jenjang pendidikan atau sebagai tempat melanjutkan studi para mahasiswanya. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses interaksi keilmuan sekaligus proses pengembangnya. Kedua, dalam kehidupan sosial, di dalam kampus terdapat interaksi sosial lintas kultur, agama, ras, suku, dan lain sebagainya. Di sinilah kampus atau perguruan tinggi menjadi sebuah miniature kehidupan bngsa yang heterogen sebagai keragaman gambaran masyarakat. KH. A. Sounhadji, M.A, Ph. D, mengungkapkan, bahwa perguruan tinggi merupakan pusat intelektual dan pusat kebudayaan. Ketiga adalah perguruan tinggi atau kampus merupakan institusi ideologisasi pada masyarakatnya, yang dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang memiliki tiga mata rantai yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Ketiga mata rantai inilah yang terpenting, untuk kemudian bagaimana pihak kampus melakukan internalisasi nilai pada seluruh mahasiswa sehingga timbul satu bentuk manestasi nilai keilmuan yang berpihak pada nilia-nilai etis dan sebagai suatu bentuk artikusiasi yang berjalan secara simultan dalam bentuk gerakan transformasi menuju bangsa yang mandiri dari generasi mudanya (para kaum cendekiawan).
Urgensi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai dharma bakti dan pilar budaya kampus adalah sebuah nilai yang menjadi World of View mahasiswanya. Nilai ini memilki signifikansi pada mainsteam berfikir mahasiswa dalam proses belajarnya menuntut ilmu di kampus. Selain itu, nilai ini juga akan menentukan habitus mahasiswa sebagai generasi intelektual muda yang akan melanjutkan perjuangan bangsa. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian dari pihak kampus. sebagai sebuah proses penanaman nilai-nilai atas peran perguruan tinggi atau kampus sebagai pusat pembentukan manusia yang berkarakter.
Berangkat dari itu, urgensi Tri Dharma perlu ada sebuah objektifikasi sebagai persemaian agent perubahan pada realitas kehidupan masyarakat, Objektifikasi di sini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo, yakni penerjemahan nilai-nilai internal ke dalam kategori-kategori objektif. Disinilah nilai-nilai Tri dharma di manifestasikan ke dalam kehidupan masyarakat, sehingga proses keilmuan yang ada di dalam kampus dapat dirasakan oleh masyarakat yang ada di luar dan tidak sebatas menjadi nilai yang membisu.
Jika nilai Tri Dharma, yang selama ini tidak bisa diinternalisasikan kepada mahasiswa yang notabenenya sebagai kaum cendikiawan, yang memiliki peran sebagai Agent of Change. Maka tidak heran jika kemudian, mahasiswa sebagai basis kekuatan keilmuan dan moralitas akan teralienasi dari masyarakat. Oleh karenanya pembentukan habitus kampus melalui tri dharma perguruan tinggi menjadi penting untuk disandingkan sebagai nilai yang diusung kampus dalam membentuk karakter mahasiswanya dan memainkan perannya dalam kemajuan bangsa.



By: Adm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar